Tulisan di bawah ini adalah tentang bagaimana strategi menghadapi Kompetisi dalam Bisnis Tanpa Ikut-Ikutan Banting Harga.
Semoga menginspirasi dan membawa manfaat bagi agan-agan semua.
KOMPETITOR MASUK BANTING HARGA
Dunia kompetisi bisnis semakin kesini semakin ketat. Dahulu sewaktu mengawali membuat toko swalayan disuatu daerah, baru toko milik kami yang berbisnis di daerah tersebut namun kurang dari 5 tahun kemudian ada 8 toko berdiri dalam radius 3 km dari toko kami, sehingga dengan alasan itulah saya memutuskan menjual seluruh jaringan bisnis swalayan tersebut karena kami menganggap bisnis ini mudah dimasuki kompetitor.
Dalam waktu singkat seluruh toko kami 11 cabang dibeli oleh sebuah jaringan toko swalayan yang sangat kondang berbisnis retail ditahun 1997. Yang waktu itu baru memulai namun saya percaya bahwa mereka jauh lebih serius dengan modal dan berbagai kekuatan bisnis lainnya. Saya secara pribadi memegang prinsip bisnis, “if you can’t beat them, join them” kalau kamu tidak bisa mengalahkan mereka, bergabunglah dengan mereka. Saya memilih yang ketiga. Keluar dari dunia tersebut karena berkompetisi sulit untuk menang, bergabung-pastinya tidak karena beda jenis kimianya, lebih baik keluar.
Saya menganggap sebuah keberuntungan sempat menjual seluruh asset tersebut dimasa yang tepat dengan penawaran tertinggi namun didalam berbisnis untuk keluar (exit plan)terkadang sangat sulit dan ada banyak pengusaha yang tidak mendapatkan moment seperti itu. Sehingga tidak sempat merubah corporat actionnya seperti kami lakukan, biasanya kalau tidak mendapat moment tersebut pilihannya adalah liquidasi.
Seorang entrepreneur dituntut kemampuan dan kejeliannyanya didalam menghadapi kompetisi terhadap produk kita yang sejenis. Apakah anda mau melakukan exit plan dengan mengganti bisnis atau bertahan dan menghadapi persaingan sejenis secara dog fight.
Misalnya anda mempunyai Warung Tegal didekat sebuah sekolahan. Waktu siang hari sangat ramai pengunjungnya sehingga dalam waktu singkat dalam jarak 100 meter ada sebuah warung tegal berdiri menjual produk yang sama dengan anda. Besar kemungkinan banyak pelanggan anda yang mencoba rasa dan mencoba harga warung baru tersebut.
Jika ternyata harganya lebih murah dan rasanya lebih enak secara alami bisnis anda akan terancam merugi. Dikondisi ini apa yang anda akan lakukan. Peristiwa ini banyak terjadi dimana saja, apa lagi anda memasuki bisnis yang mudah (easy Entry) anda merasa kaki anda keinjak? Kemudian menggunakan cara apa yang sehat dan terhormat untuk mengatasi persoalan ini.
Yang paling mudah dilakukan adalah menurunkan harga. Sehingga banyak pelanggan yang akan kembali lagi, bagai mana kalau kompetitor anda melakukan penurunan harga lagi walaupun dia rugi ngak apa-apa asal usaha anda bangkrut dan tutup karena merugi, baginya tidak masalah karena warung baru tersebut adalah warung ke tiga sehingga biaya-biaya akan di talangi oleh kedua warung utama mereka. Di lain sisi warung anda hanya satu anda turunkan lagi anda rugi, apa yang akan anda lakukan sekarang?
Main kasar, berantem atau main dukun keduanya tidak elegan membuat anda sebagai entrepreneur tercoreng karena anda tidak mampu berkompetisi secara sehat anda main kasar seperti anak kecil memanggil orang tuanya karena kalah argumen atau berebut sesuatu.
Dalam dunia kompetisi menurunkan harga adalah hal terakhir yang harus mereka lakukan. Dalam kompetisi yang sehat jika ada kompetitor naikkan service anda bukan turunkan harga. Menurunkan harga akan mematikan anda, atau menurunkan mutu sehingga tak lama juga akan sepi pelanggan anda.
Dalam kasus Warung Tegal tadi sevice apa yang dinaikan? Es teh manis gratis tiap makan jam 15.00-17.00 ( jam tersebut jam sepi kita bisa membuat orang datang dengan promo tersebut) atau nasi putih tambah gratis jika tambah kuah tetap bayar kuahnya. “Bon jangan dibuang setiap bukti pembayaran kelipatan Rp 50.000 akan dapat satu porsi gratis makan siang untuk 2 orang selama 2 bulan ini”.
Meningkatkan Service Pelayanan Adalah Cara Berkompetisi yang Elegan dan Terhormat.
Jurus Bubur Ayam Ceker Sukabumi
Selang 8 bulan Bubur Ayam Ceker Sukabumi kami berjalan ada sebuah gerobak muncul berjualan bubur ayam seperti yang kami jual. Berjarak hanya 200 meter dari tempat kami membuka usaha tersebut. Dalam waktu 1 bulan kemudian hasil penjual di tempat bubur ayam mas sugeng ini turun walau tidak drastis, rupanya cukup pandai juga pesaing itu muncul mengendus peluang bisnis dan berani berkompetisi dengan yang sudah ada yaitu bubur ayam ceker milik kami.
Sebuah persaingan yang harus sehat kami lakukan seperti banyak saran dalam pelajaran kehormatan bagi seorang entrepreneur. Saat ini nilai sebuah kehormatan sudah turun jauh kalau tidak kita sendiri yang melakukan lalu sipa lagi. Di dalam bersaing sehat maka kami mengadakan rapat khusus membahas hal ini.Beberapa keputusan menyarankan segera menurunkan harga jual dari Bubur Sukabumi milik kita sehingga pelanggan kembali membeli produk kita bahkan kompetitor mungkin harus menutup usahanya karena tidak mampu menurunkan harga lebih rendah lagi, namun saya mengingatkan sebaiknya membuat banyak alternatif solusi lain lagi dan di bandingkan dan saya seperti biasa tidak ikut menyarankan apapun.
Kemudian lahirlah sebuah ide brilian dari Mas Sugeng, setidaknya menurut saya yaitu harga bubur tetap tidak diturunkan namun mereka membuat topping atau menu tambahan yang bervariasi dan semua ada harganya. Bubur tetap Rp 4000, tambah ati ampela, Rp 1000, tambah ceker Rp 1000 tambah telor ayam kampung Rp 2000, tambah tongcai, kerupuk, emping, cakwe Rp 500. perkedel sate telor puyuh, tempe goreng menu sampingan ditambah. Hasil pilihan didalam menghadapi kompetitor dipilih adalah menaikan service dan menambah varisasi produk, hal ini yang saya katakan sebagai ide brilian dan terhormat.
Leave a Reply