Mau Bisnis? Selaraskan Pikiran Bisnis Value Chain Anda

Perkara Bisnis ga Asal-asal,semua harus diselaraskan dengan hati dan tindakan sehari-hari. ibarat anda mau jadi internet marketing tetapi anda baca artikel tentang internet marketing, ikut workshop internet marketing sekalipun tidak. sampai hari raya kuda anda tak akan pernah jadi internet marketing yang handal, tak usah handal, untuk menghasilkan untuk mengganti kuota saja ga cukup.

untuk lebih gamblang, saya berikan contoh dan ulasan tentang value chain yang dibahas bossman Mardigu Wp ya. simak sampai habis.

PIKIRAN BISNIS VALUE CHAIN

Kembali setelah 5 hari di jogja bergabung dnegan 400 sahabat baru. Maka langsung tancap gas dan masuk kopling gigi lima. Bisnis seperti biasa dan mulai lah kepala isinya beragam masalah. Dan mulai tertekan (baca :stress lagi saya ) .

Itulah mengapa saya sarankan ya, kalau mau berbisnis, pikir-pikir deh sahabat. Ngak mudah, ngak gampang.

Karena apa saya kali ini tertekannya? Karena system pembiayaan di Indonesia bener-bener lemah sekali. Saya besar harap pemerintah yang ke 7 ini faham swasta karena latar belakangnya pebisnis. Namun ternyata sector ini tidak di sentuh sama sekali.

Pembiayaan sampai sekarang hanya 1 macam berbasik kolateral. Bener-bener ngak kreatif. Duh malu bener saya ini punya pengelola Negara para menteri yang katanya pinter sama sekali ngak ada terobosan. Bagaimana UKM mau maju, bagaimana swasta tumbuh?

Gara-gara hal ini juga saya jadi melihat sebuah ancaman bagi bangsa Indonesia saat ini yang potensinya besar namun tidak terlihat mata banyak orang.

Apa itu ancaman? Ancaman dari efek bisnis yang tidak di kawal dan tidak di perdulikan. Yang efeknya inilah yang menyebabkan daya beli turun.

Yaitu “move up value chain”. Nah loh!. Apa an itu move up value chain?

Pakai bahasa lain kenapa? Pasti banyak yang komentar begini. Tetapi sebelum saya lanjutkan ada baiknya kita bahas “terminology bahasa” dan “data base” kepala manusia.

Kita mundur ke masa seorang pebasket legendaris erving magic Johnson pension dari bola basket NBA. Di kala itu dia merupakan milyuner (dalam dolar pastinya). Satu tahun di di bayar untuk main di liga NBA bisa 10 juta dolar dan karir 15 tahun di tambah produk sponsor iklan maka dia merupakan manusia yang sangat kaya.

Magic Johnson memutuskan gantung sepatu pension dan masuk dunia baru. Berbisnis. Dia memutuskan mencari mentor tentunya, dan dia sangat berminat untuk bergabung dengan Chris Gradner pialang kaya sukses yang perjuangan hidupnya menjadi legenda hingga di buatkan film “the pursuit of happiness”.

Magic bertanya, Chris.. would you be my business mentor? Dan di jawab chris gardner, kita mitra bisnis saja. Chris rupanya enggan menjadi mentor bisnis magic Johnson. Tetapi chris adalah mitra usaha magic memang. Ada beberapa usaha dimana magic gabung dengan bisnis chris.

Di berbagai kesempatan, magic Johnson mengatakan hal yang sama, hey chris, would you be my business mentor?. Ini ciri magic Johnson, ngotot mengejar apa yang dia mau.

Di jawab sama oleh chris gardner, we better become business partner!

Suatu hari saking “persistence” nya magic Johnson, yang terus meminta chris jadi mentor bisnisnya, disuatu kesempatan chris bertanya balik ke magic Johnson.

Do read news paper Ervin (nama pangilan magic) ?

Di jawab magic: well off course I read newspaper!

Gardner: what do you read first on the newspaper?

Magic : I’m sportman, sport pages I read first off course. Karena saya olehragawan pasti saya baca halaman olah raga, demikian magic Johnson menjawab.

Chris gardner kemudian berkata, karena itulah sebaiknya kita menjadi mitra bisnis saja, saya tidak mau jadi mentor bisnis kamu. Kalau kamu membaca halaman bisnis terlebih dahulu baru saya mau jadi mentor kamu.

Sebuah kalimat yang menohok ulu hati magic pastinya namun hal itu juga yang merubah magic Johnson menjadi pebisnis besar seperti sekarang dengan jaringan cinema entertainment dan café strabucknya yang berjumalh ratusan. Hanya merubah mindset olah ragawan menjadi pebisnis dari apa kebiasaan yang dilakukan setiap hari dalam pikirannya.

Sekarang balik ke “move up value chain”, eh sebentar mau masuk dunia bisnis khan? Atau masih baca halaman politik dan gossip. Hayo pastikan sudah baca Koran bisnis atau majalah bisnis kalau perlu buku bisnis dan hanya diskusi bisnis di dalam keseharian. Kalau belum? Ehhhmmm “move up value chain”nya tunda dulu ya? Bener mau tahu?

Bagaimana ?? jelas dan gamblang???  sudah siap menyelaraskan value chain anda ??

jangan lupa baca yang ini juga:

belajar bisnis dengan Mardigu WP 

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*